“Ketika kehilangan kekayaan, Anda
tidak kehilangan apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, anda kehilangan sesuatu.
Ketika kehilangan karakter, anda kehilangan segala-galanya” – Billy Graham
Saat ini paling tidak ada 2 hal yang
saya ketahui tidak pernah lekang oleh jaman, apa itu?
1. Perubahan
Jika bicara perubahan maka, sejatinya
kita yang ada hari ini, yang sedang membaca tulisan ini sudah berbeda dari diri
kita yang kemarin. Berbeda dimananya? Sel tubuh kita sudah berubah, informasi
yang kita terima berubah, usia kita berubah dan masih banyak hal lainnya.
Sama halnya dalam pendidikan karakter,
adalah proses yang tidak tak pernah berhenti.
Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun tahta, presiden boleh berhenti masa
jabatannya, namun pendidika karakter tetap harus berjalan terus. Pendidikan karakter
bukanlah proyek yang ada awal dan ada akhirnya. Pendidikan karakter
diperlukan tiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, warga Negara
yang lebih bernilai kemanusiaan yang tinggi. Mantab!
Seperti pepatah dari negeri China
“Apabila anda membuat rencana satu tahun, tanamlah padi. Apabila anda membuat
rencana untuk sepuluh tahun tanamlah pohon. Apabila anda membuat rencana untuk
seumur hidup didiklah orang-orang”. Pertanyaan nya adalah pendidikan apa yang
patut diberikan?
Saat saya dahulu bersusah payah
mengerjakan dan belajar perkalian matematika sampai 2-3
digit berserta akar pangkatnya, kini dalam keseharian saya sudah tidak terlalu
relevan dengan aktivitas pekerjaan saya. jika toh saya harus berurusan dengan
angka tersebut, saya tinggal buka laci dan ambil kalkulator. Menurut saya jika
otak bisa digunakan untuk hal yang jauh lebih bermanfaat kenapa harus
mengerjakan hal yang bisa dikerjakan barang simple ini (kalkulator). Sama
halnya saat saya mengahfal selama lebih dari 12 tahun tentang sejarah, ternyata
beberapa tahun yang lalu dipublikasikan bahwa sejarah di Indonesia banyak
sekali kebohongan dan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan di sekolah. Dan pendidikan
yang saya pelajari itu sudah tidak begitu berguna lagi bagi saya dan sebagian
banyak orang.
Saya bercerita pengalaman saya bukan
berarti belajar di sekolah , ataupun
pelajaran di sekolah tidak ada
manfaatnya. Sangat ada manfaatnya bagi saya, apa? Saya belajar bersosialisasi, mempelajari pola
pikir dan masih banyak hal lainnya.
Kembali ke topik yang terputus
sesaat. Pendidikan apa yang patut diberikan? Mudah sekali, Pendidikan Karakter.
Lalu pendidikan yang lain?
Pendidikan mata pelajaran lain jelas
perlu, tapi berikan nuansa pendidikan karakter
didalamnya. Sisipkan nilai kehidupan, nilai positif dari setiap materi dan
berikan sentuhan manfaat dalam kehidupan. Misalnya mengajarkan fisika dengan
bercerita tentang penemu teori atau rumus yang sedang diajarkan. Tonjolkan
sikap positifnya dan ulang-ulang terus sehingga siswa tidak hanya hafal
rumusnya saja tetapi nilai positif dari penemu teori
tersebut. Pertanyaannya apakah ini sudah kita kerjakan, wahai orangtua
dan guru?
Ketika suatu Negara tidak menaruh
perhatian terhadap pendidikan, maka Negara tersebut tidak membangaun sumber
kekuatan , sumber kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber martabat yang
selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas manusia dan kualitas masyarakatnya.
Kualitas ini ditentukan oleh tingkat kecerdasan dan kekuatan karakter
rakyatnya. Nah, disini pendidikan karakter
sangat berperan penting untuk menghasilkan itu semua. Ingat, berbeda
dengan sumber daya alam apabila dipakai dan dieksploitasi maka akan habis pada
kurun waktu tertentu, berbeda dengan kebaikan karakter dan kecerdasan yang
berkarakter, akan makin bertambah jika digunakan terus menerus.
Seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara
“Maksud pendidikan itu adalah sempurnanya hidup manusia sehingga bisa memenuhi
segala keperluan hidup lahir dan batin. Yang kita dapat dari kodrat alam…
pengetahuan, kepandaian janganlah dianggap maksud dan tujuan. Tetapi alat,
perkakas, lain tidak. Bunganya kelak akan menjadi buah. Itulah yang harus kita
utamakan. Buahnya pendidikan, yaitu matangnya jiwa, yang akan dapat mewujudkan
hidup dan penghidupan yang tertib dan suci dan bermanfaat bagi orang lain”.
Nah, sejatinya pendidikan karakter
tidak pernah berhenti dari kehidupan kita. seandainya kita pernah mendapatkan pendidikan karakter,
atau dulunya bernama pendidikan Budi Pekerti, tidak selesai sampai kita selesai
sekolah. Dalam sekolah kehidupan justru manusia yang berhasil adalah manusia
yang memiliki nilai karakternya A dan setiap
tahunnya (bahkan harian, atau triwulan, bahkan semester) masih ada ujian
kenaikan kelasnya, sampai kapan? Sampai kita lulus dari bumi ini. Yah
itulah sebabnya saya kemukakan bahwa pendidikan karakter
tidak pernah berhenti. Nikmati dan hiduplah dengan karakter sukses.
Salam
Timothy Wibowo
Dari
artikel Peduli Pendidikan
Karakter It Never Ends yang
telah dibaca kita dapat mengetahui bahwa karakter adalah segala-galanya, bisa
dikatakan sebagai tiang atau tonggak pribadi seseorang, pribadi bangsa dan
Negara ini.
Mengutip
sedikit dari artikel di atas, bahwa “pendidikan
karakter,
adalah proses yang tidak tak pernah berhenti.
Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun tahta, presiden boleh berhenti masa
jabatannya, namun pendidika karakter tetap harus berjalan terus. Pendidikan
karakter
bukanlah proyek yang ada awal dan ada akhirnya. Pendidikan
karakter
diperlukan tiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, warga Negara
yang lebih bernilai kemanusiaan yang tinggi.” Sama halnya dengan istilah
belajar dari ayunan sampai liang lahat yang artinya tidak pernah ada kata
berhenti dari proses tersebut.
Saya sangat setuju dengan apa yang ada dalam artikel ini,
yaitu memasukkan pendidikan karakter kedalam setiap pelajaran yang ada di
sekolah, sehingga nilai kehidupan dan nilai positif dari setiap materi dapat
memberikan sentuhan dan manfaat dalam kehidupan.
Jika kita lihat lagi suatu Negara yang seperti yang
diungkapkan oleh artikel di atas, akan sangat bagus. Kenapa demikian ? karena
rakyat yang cerdas dan berkarakter yang baik merupakan sumber kekuatan , sumber
kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber martabat dari suatu Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar