Pentingnya pendidikan anak usia dini
A.
Pendidikan Anak Usia Dini
Anak usia dini
merupakan investasi negara yang amat berharga bahkan bisa saja tidak berharga.
Karena pada masa ini merupakan masa emas (golden ege) dan bisa juga masa
krisis. Oleh sebab itu Pendidikan Anak Usia Dini haruslah menjadi perhatia
bersama supaya investasi yang berharga ini tidak akan sia-sia. Pada tahap usia
dini inilah perkembangan anak menjadi penentu pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya, sesuai yang telah dijelaskan di atas masa ini lah masa keemesan
yang anak dapat belajar dengan bimbingan orang-orang di sekitarnya.
Sebelum membahas mengapa pendidikan anak
usia dini menjadi sangat penting untuk itu, dijelaskan dulu apa itu Pendidikan
Anak Usia Dini, yang menjadi sangat penting kita perhatikan. Pendidikan anak
usia dini merupakan ilmu pendidikan anak telah berkembang pesat dan
terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang
membahas pendidikan untuk anak 0-8 tahun.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Anak usia
tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di
atasnya sehingga pendidikan untuk anak usia tersebut dipandang perlu untuk
dikhususkan. Pendidikan Anak Usia Dini telah berkembang dengan pesat dan
mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju karea
mengembangkan sumberdaya manusia lebih mudah dilakukan sejak dini. Makanya pada
negara-negara maju pada tahap selanjutnya perkembangna sangat pesat dan itulah
yang menjadikan negara maju berkualitas pada sumber daya manusianya karena
dikelola dengan baik.
Pendidikan anak usia
dini ini merupakan investasi yang berharg sekaligus amat besar bagi keluarga
dan bahkan negara itu sendiri. Anak-nak Kita adalah generasi penerus bangsa.
Betapa bahagianya orangtua yang melihat anaknya berhasil, baik dalam
pendidikan, dalam berkeluarga, dalam masyarakat, maupun karir. Begitu juga
dengan negara beta bangganya negara tersebut jika melihat salah satu dari anak
negara tersebut bisa mengharumkan nama negara. Maka dengan itu pendidikan pada
masa usia dini menjadi sangat menentukan keberhasilan seseorang atau negara
dalam menggembangkan kemampuan anak-anak tersebut.
Keseriusan
negara-negara maju mengembangkan PAUD sangatlah beralasan. Menurut berbagai
penelitian, usia dini merupakan masa peka yang amat penting bagi pendidikan
anak. Pada masa tersebut tempaan akan memberi bekas yang kuat dan tahan lama.
Kesalahan menempa memiliki efek negatif dalam jangka panjang dan sulit
diperbaiki. Rousseau menggambarkan masa peka tersebut ibarat saat yang tepat
bagi seseorang tukang besi menempa besi yang dipanaskan. Para penempa besi tahu
benarkapan besi harus ditempa. Terlalu awal ditempa, besi sulit dibentuk dan
dicetak. Sebaliknya apabila terlambat menempanya maka besi akan hancur. Saat
yang paling baik bagi seseorang anak untuk memperoleh pendidikan yang pas
disebut masa peka yaitu “usia dini”. Oleh sebab itu pendidikan pada masa usia
dini sangatlah perlu dan penting, karena pada saat itu anak dapat belajar
dengan yang akan selalu disimpan dalam otaknya.
Begitu penting
pendidikan anak usia dini sehingga negara-negara maju pun ikut ambil andil,
karena mereka begitu memprioritaskan pendidikan anak usia dini tersebut.
Berbeda dengan negara maju, kondisi PAUD di Indonesia belum tergarap dengan
baik. Perhatian pemerintah untuk pengembangan PAUD jauh dari harapan. Selain
kondisi negara, hal itu juga disebabkan oleh kesalahan memaknakan arti
pendidikan Prasekolah sebagai pendidikan yang tidak wajib dan tidak penting
untuk diikuti oleh setiap anak. Institusi PAUD, seperti TK, tidak dikembangkan
sebagaimana jenjang pendidikan di atasnya (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah).
Hampir seluruh TK (lebih dari 99%) adalah TK swasta yang dikembangkan oleh
masyarakat secara swadaya. Demikian pula gaji guru TK pada umumnya tidak
memperoleh gaji yang pantas dan kurang dari 1% yang merupakan PNS. Jumlah anak
yang mengenyam pendidikan TK juga amat rendah, sekitar 12 %. Hal-hal di atas
menunjukan bahwa PAUD di Indonesia belum tergarap dengan baik dan belum dapat
mengemban amanat untuk mendidik, mencerdaskan, dan mengembangkan potensi
anak-anak generasi penerus bangsa.
Dengan demikain
patutlah pendidikan anak usia dini menjadi pusat perhatia. Sehingga semua aspek
anak dapat berkembang dan aspek yang berkembang itu bisa digunakan untuk
kesejahteraan hidup dan investasi terbesar negara.
B.
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan pendidikan
anak usia dini ini adalah mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child)
agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu
bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia.
Ia belum mengetahui tatakrama, sopan-santun, aturan, norma,etika, dan berbagai
hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai
fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan dengan orang lain
diperlukan untuk belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan
akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga untuk menanamkan
nilai-nilai nasionalisme, kebagsaan, agama, etika, moral, sosial, dan konsep.
Yang akan berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi pengembangan suatu
bangsa.
Sesuai dengan
penjelasan di atas maka pendidikan anak usia dini benar-benar sangat penting.
Dan sangat perlu diperhatikan. Dalam perkembangan anak usia dini tersebutlah
berbagai aspek dapat berkembang dengan baik, jika dilakukan dengan benar. Oleh
sebab itu jangan main-main pada masa usia dini ini, karena kalau salah saja
pola asuh kita akan mengakibatkan kerugian yang sangat besaroleh anak-anak
tersebut. Makanya ditekankan kembali
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini sangatlah penting.
C.
Mengapa pendidikan anak usia dini sangat
penting?
Mengapa pendidikan
anak usia dini sangat penting? Itu merupakan salah satu pertanyaan yang
menanyakan, mengapa pendidikan anak usia dini penting. Jelas saja pendidikan
anak usia dini itu penting karena pada masa itulah anak dapat mengembangkan
potensi-potensi yang mereka punya.
Kondisi SDM Indonesia berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PERC
(Political and Economic Risk Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan
kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12, terbawah di kawasan
ASEAN yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualtias hasil pendidikan ini
berdampak terhadap rendahnya kualtias sumber daya manusia Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu
bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pembangunan sumber daya manusia yang
dilaksanakan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan
sebagainya, dimulai dengan pengembangan anak usia dini yang mencakup perawatan,
pengasuhan dan pendidikan sebagai program utuh dan dilaksanakan secara terpadu.
Pemahaman pentingnya pengembangan anak usia dini sebagai langkah dasar bagi
pengembangan sumber daya manusia juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa ASEAN
lainnya seperti Thailand, Singapura, termasuk negara industry Korea Selatan.
Bahkan pelayanan pendidikan anak usia dini di Singapura tergolong paling maju
apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau
sebagian kecil masyarakat. Meskipun berbagai program perawatan dan pendidikan
bagi anak usia dini usia (0-6 tahun) telah dilaksanakan di Indonesia sejak
lama, namun hingga tahun 2000 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh
layanan perawatan dan pendidikan masih rendah. Data tahun 2001 menunjukkan
bahwa dari sekitar 26,2 jut anak usia 0-6 tahun yang telah memperoleh layanan
pendidikan dini melalui berbagai program baru sekitar 4,5 juta anak (17%).
Kontribusi tertinggi melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), Taman Kanak-kanak
(6,1%), Raudhatul Atfal (1,5%). Sedangkan melalui penitipan anak dan kelompok
bermain kontribusinya masing-masing sangat kecil yaitu sekitar 1% dan 0,24%.
Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat
ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumla lembaga yang memberikan
layanan pendidikan dini jika dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang
seharusnya memperoleh layanan tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung
(melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini
ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum
terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal
ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan
tumbuh kembang anak.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia
internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar
Senegal menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk
semua dan salah satu butirnya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan
perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat
rawan dan kurang beruntung, Indonesia sebagai salah satu anggota forum tersebut
terikat untuk melaksanakan komitmen ini.
Perhatian dunia internasional terhadap
urgensi pendidikan anak usia dini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru
tentang otak. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur
otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah di luar kandungan.
Bayi yang baru lahir memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan
sekitar satu trilyunsel glia yang berfungsi sebagai perekat serta
synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan
antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Synap ini akan bekerja sampai
usia 5-6 tahun. Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi pembentukan
kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi
oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama
pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini akan memiliki potensi
yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika,
keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional.
Ada empat pertimbangan
pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu:
(1) menyiapkan tenaga
manusia yang berkualitas,
(2) mendorong percepatan perputaran ekonomi
dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan,
(3) meningkatkan
pemerataan dalam kehidupan masyarakat
(4) menolong para orang tua dan anak-anak.
Sesuai dengan penjelasan di atas memang pendidikan anak usia dini sangat
penting dan menjadi perhatian bersama, supaya investasi negara yang sangat
penting ini menjadi aset yang sangat berguna bagi pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan suatu negara. Apalagi negara tercinta Kita Indonesia.
D. Siapa saja yang terlibat dalam
pendidikan anak usia dini?
Telah dijelaskan di atas semua pihak
terlibat dalam pendidikan anak usia dini tersebut. Mulai dari yang paling dekat
yaitu orang tua, guru, masyarakat, media, bahkan pemerintah.
Tapi dari sekian banyak pihak yang terlibat orang tua lah yang menjadi
pihat pertama sekaligus pihak yang paling penting dalam pendidikan anak usia
dini.
Karena menurut pendapat
para ahli bahwa peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak-anak agar
siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Ini berarti bahwa jika berbicara
tentang gerbang kehidupan mereka, maka akan membicarakan prospek kehidupan
mereka 20-25 tahun mendatang. Pada tahun itulah mereka memasuki kehidupan yang
sesungguhnya. Masuk ke dalam kemandirian penuh, masuk ke dalam dunia mereka
yang independen yang sudah seharusnya terlepas penuh dari orang tua dimana
keputusan-keputusan hidup mereka sudah harus dapat dilakukan sendiri. Disinilah
peranan orang tua sudah sangat berkurang dan sebagai orang tua, pada saat itu
kita hanya dapat melihat buah hasil didikan kita sekarang, tanpa dapat
melakukan perubahan apapun.
SUMBER:
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Depdiknas
Yarmin, martinis & Jamilah Sabri sanan. 2010.
Panduan Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Gaung persada press
http://www.ikip-jember.org/ikip-jember/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=28 (oleh Drs. H. Syamsul Hidayat,
M.Pd Dosen PAUD
FIP IKIP PGRI JEMBER)
Makasih udah dishare, salam kenal, ditunggu kunjungan baliknya di http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/, salam kenal.
BalasHapus