TAHAP PERKEMBANGAN OTAK
Bagaimana
tahap perkembangan otak ?
Proses
tumbuh kembang otak sangat kompleks dan melalui beberapa tahapan, yaitu
1.Poliferasi
( penambahan sel-sel saraf )
Pada
awalnya, bentuk sel saraf (neuron) masih sederhana. Kemudian, mengalami
pembelahan sehingga menjadi banyak. Inilah yang disebut proses penambahan
(poliferasi) sel saraf. Proses proliferasi ini berlangsung pada usia kehamilan
sekitar 4-24 minggu. Proses poliferasi sel saraf selesai/berhenti pada waktu
bayi lahir.
2. Migrasi
(perpindahan sel saraf )
Setelah
proses poliferasi, sel saraf akan mengalami migrasi atau berpindah ke tempatnya
masing-masing. Ada yang menempati wilayah depan
,belakang, samping, dan bagian
atas otak. Waktu terjadi perpindahannya berbeda-beda sesuai program yang sudah
dibentuk secara genetik dan alamiah. Setelah sampai di “rumahnya”
masing-masing, sel-sel saraf lalu berkembang. Setiap “rumah” memiliki kurva
pertumbuhan sendiri-sendiri. Percepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda. Tak
heran kalau kemampuan otak setiap anak juga berbeda. Proses migrasi sebenarnya
berlangsung sejak kehamilan 16 minggu sampai akhir bulan ke-6. Proses migrasi
ini terjadi secara bergelombang. Artinya, sel saraf yang bermigrasi lebih awal
akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi berikutnya menempati lapisan
luar (korteks serebri).
3.
Diferensiasi ( perubahan sel saraf )
Pada akhir
bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen sel saraf yang
lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi. Yaitu peru
-bahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti pada
orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang
bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel
penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar.
Fungsi sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
4. Sinaps
( pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya )
Selanjutnya
terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps). Setelah
menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin
bertambah banyak.
5.
Mielinisasi ( pembentukan selubung saraf )
Proses
pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut mielinisasi masih terus
berkembang. Proses ini terjadi terutama beberapa saat sebelum terjadi
kehamilan. Pematangan selubung saraf mencapai puncaknya ketika bayi berumur
satu tahun. Setelah bayi lahir terjadi pertumbuhan serabut saraf. Lalu, terjadi
peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa serta proses mielinisasi. Semua
proses tersebut, selain ber -langsung alamiah, juga di pengaruhi oleh stimulasi
dan nutrisi. Nah,disinilah pentingnya peranan orang tua pada masa prenatal
(kehamilan) dan pascanatal (setelah kelahiran) dalam perkembangan otak anak.
Karena itu, jika ibu atau ayah menghendaki si kecil mempunyai otak yang
berkualitas, maka perlu memahami tahapan perkembangan otak anak meskipun secara
garis besar saja. Persiapan agar anak memiliki otak yang ber -kualitas harus
dimulai sebelum kehamilan,selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai
proses perkembangan otak itu selesai.
Perkembangan
otak manusia
Berapa berat otak bayi ?
Otak Bayi baru lahir berat 350 gram, setelah satu beratnya mencapai
1.200 gram. Sedangkan sejak lahir hingga usia dua tahun adalah saat neuron (sel
saraf) di korteks otak membentuk sinaps (hubungan antara sel saraf) yang sangat
banyak. Percepatan pertambahan berat otak pada setiap anak berbeda-beda,
tergantung pada faktor genetik dan lingkungannya. Jadi, di masa multiplikasi
dan pembentukan sinaps ini, otak harus mendapat prioritas utama dalam hal
pemenuhan zat-zat gizi sebagai bahan-bahan pembentukannya.
Otak bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan
berkembang dari otak yang semula imatur menjadi matur. Selama otak berkembang
pesat di tahun-tahun pertama kehidupan anak, inilah saat paling tepat untuk
menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan muncul, mengapa stimulasi yang
interaktif harus diberikan di masa-masa tersebut. Inilah jawaban yang diberikan
Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K),M.Med., Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak PP
IDAI Pusat, atas pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang otak bayi. Otak
bayi bukan miniatur otak dewasa. Ia masih akan menjadi besar dan berkembang
dari otak yang semula imatur menjadi matur. Selama otak berkembang pesat di
tahun-tahun pertama kehidupan anak, inilah saat paling tepat untuk
menstimulasinya. Lalu banyak pertanyaan muncul, mengapa stimulasi yang
interaktif harus diberikan di masa-masa tersebut. Inilah jawaban yang diberikan
Dr. Dwi Putro Widodo Sp.A(K),M.Med., Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak PP
IDAI Pusat, atas pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang otak bayi. Maka
tak salah jika orang tua disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk
menstimulasi bayi secara optimal.
Berdasarkan penelitian juga, diketahui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan otak anak perempuan ternyata lebih cepat dibandingkan otak anak
laki-laki. Sebaliknya, konon otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak
perempuan. Kenapa? Kemungkinan karena faktor genetic.
Maka tak salah jika orang tua
disarankan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk menstimulasi bayi secara
optimal. Berdasarkan penelitian juga, diketahui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan otak anak perempuan ternyata lebih cepat dibandingkan otak anak
laki-laki. Sebaliknya, konon otak anak laki-laki lebih besar dibandingkan otak
perempuan. Kenapa? Kemungkinan karena faktor genetik
Selanjutnya, terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian
lainnya. Mulai usia delapan minggu kehamilan, terjadilah produksi
sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira mencapai 250 ribu per detik.
Pertumbuhan dan perkembangan otak juga berlang -sung cepat sekali, terutama
mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan berumur 25 minggu
hingga anak berusia 2 tahun.
Kapan organ otak mulai terbentuk ?
Otak merupakan organ tubuh yang
berfungsi sebagai pusat kontrol dan kendali atas semua sistem di dalam tubuh.
Otak yang juga merupakan pusat kecerdasan atau pusat kemampuan berpikir ini
mulai dibentuk selang beberapa saat setelah terjadinya konsepsi (proses
peleburan inti sel telur dan inti sel sperma).
Dalam perkembangan otak, ada periode
yang dikenal sebagai periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ). Yaitu
saat dimana otak berkembang sangat cepat. Pada manusia, periode pacu tumbuh
otak pertama dimulai ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester ketiga.
Periode pacu tumbuh otak kedua terjadi setelah si keci lahir hingga ia berusia
dua tahun. Multiplikasi sel terjadi pada masa janin.
Apa yang
mempengaruhi perkembangan otak?
Yang pasti,
tumbuh-kembang otak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Jika kedua
faktor ini tak mendukung, maka dengan sendirinya tumbuh-kembang otak jauh dari
optimal. Faktor genetik dan lingkungan tak bisa berdiri sendiri, keduanya
saling berkaitan dan bergandengan agar otak berkembang dengan baik.
Faktor
genetik dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil
masih berupa janin. Jadi, kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan
sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan saraf janin pun tidak sebanyak yang
harusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus.
Alhasil,
otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit.
Proses kerja otaknya juga lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih
besar. Kelak, perkembangan motorik si kecil akan terlambat dan sehari-hari pun
ia terlihat kurang cerdas. Tak heran, jika ibu hamil sangat dianjurkan untuk
selalu mengonsumsi makanan yang bergizi. Faktor lingkungan, dalam hal ini orang
tua, juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi si kecil.
Rangsangan yang lebih optimal tentu harus diberikan setelah bayi lahir
ketimbang waktu ia masih dalam kandungan. Suara atau belaian orang tua
merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat mempercepat perkembangan otaknya.
Kenapa otak
harus distimulasi ?
Tanpa
stimulasi, otak bayi menjadi tidak terolah. Akibatnya, jaringan saraf (sinaps)
yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya pemberian
stimulasi secara rutin. Mengapa harus rutin ? Karena setiap kali anak berpikir
atau mengfungsi -kan otaknya, maka akan terbentuk sinaps baru untuk merespons
stimulasi tersebut. Berarti,stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps
yang lama sehingga otomatis membuat fungsi otak akan makin baik.
Mengenai
stimulasi ini, para peneliti di Baylor College of Medicine,Houston, Amerika
Serikat menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan
lebih kecil 30 persen dibandingkan anak lain yang mendapatkan rangsangan secara
optimal. Mana lebih besar pengaruhnya, faktor genetik atau lingkungan?
Pertumbuhan
dan perkembangan otak sangat tergantung pada kerja sama
antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkem-bangan otak anak.
antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkem-bangan otak anak.
Pertumbuhan
dan perkembangan otak sangat tergantung pada kerja sama
antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkem-bangan otak anak.
antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, berdasarkan pengamatan, faktor lingkungan ternyata paling banyak berperan dalam menentukan masa depan anak. Contohnya, lingkungan dengan suasana yang baik dan menyenangkan, gizi baik, imunisasi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat mengoptimalkan perkem-bangan otak anak.
Bagaimanakah
susunan otak itu?
Secara
sederhana, otak dibagi dalam 2 bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak
besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan
seseorang. Sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol
koordinasi dan keseimbangan. Selanjutnya, struktur otak terbagi menjadi 2
bagian, yaitu otak kiri dan kanan. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Otak
kiri berkaitan dengan fungsi akademis seperti belajar berhitung (matematika),
logika, membaca, menulis, meng -analisa, dan mengembangkan kemampuan daya
ingat. Sementara, otak kanan berkaitan dengan kreativitas, seperti seni
atau olahraga.
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah
cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat
gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki
bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama,
ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan
sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2005).
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa
perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi
lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang
diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari
Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ (tingkat kecerdasan) bayi yang
diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil
penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat
bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak
memberikan manfaat pada IQ (Yahya, 2005).
Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu(QS. Luqman: 14).
Makanan-makanan tiruan untuk bayi
yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan
makanan ajaib ini.
Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu
bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara
khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal
itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan
langsung melawan serangan penyakit (Yahya, 2005).
Sifat lain dari ASI yang juga
memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang
ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan
bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya.
Tambahan lagi, telah dibuktikan
pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem
kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan
benar. Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling
mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah
dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi
mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat
menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan
perkembahan organ (Yahya, 2005).
Air susu ibu yang memiliki bayi
prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi
untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi
berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka
memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu,
mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.
Salah satu hal yang menyebabkan ASI
sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan
minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan
retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir.
Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap
awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal (Yahya,
2005).
Para ilmuwan secara khusus
menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap
bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap
tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi.
Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI
disebabkan oleh kandungan zat gizinya.
Menurut hasil penelitian itu, yang
diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI
berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa
keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan
pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit
natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak
mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara
manfaat ASI bagi jantung (Yahya, 2005).
Selain itu, kelompok penelitian
yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak
Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang
dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. Kadar Adiponectin
yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan
jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang
kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena
itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi
yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini.
Lebih dari itu, mereka juga
menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang
memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai
sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh.
Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi
melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan,
diabetes tipe 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi
utama jantung.
Fakta tentang “Makanan
Paling Segar” (ASI)
Fakta tentang ASI tidak berhenti
hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi
berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat
makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna
memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat
dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam
perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu,
unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan
tulang-tulang bayi (Yahya, 2005).
Meskipun disebut sebagai susu,
cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah
ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam
bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa
dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI –
sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara yang
paling bersih dan sehat.
Apakah ASI Dapat Memerangi Kanker?
Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI,
yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap
kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum
sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang
telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun,
para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina
Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin
kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini. Kelompok yang
berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan
perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib (Yahya,
2005).
Awalnya, para peneliti memberi
perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru
lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus
dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI.
Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI
mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi
susu formula, dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran
pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga
memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit
kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali
lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari
bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya.
Menurut hasil penelitian tersebut,
ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya.
Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang
terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel
kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang
membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu (Yahya, 2005).
Ciri menakjubkan lain dari ASI
adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua
tahun. Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan,
telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya:
”Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan…“ (QS. Al Baqarah: 233).
Sang ibu bukanlah yang memutuskan
untuk membuat ASI, sumber zat makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang
memerlukan makanan di dalam tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan
beragam kadar gizi yang dikandung ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang
mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup dan memperlihatkan kasih sayang
kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di dalam tubuh sang ibu.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak
yang diberi ASI lebih berprestasi di sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
Oxford University dan Institut Riset Sosial dan Ekonomi, Universitas Essex,
menemukan bahwa setidaknya empat minggu pemberian ASI setelah kelahiran, dapat
memberi pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan otak bayi. Efek ini
bahkan berlanjut hingga anak berumur 14 tahun atau lebih.
Para peneliti membandingkan setiap
bayi yang diberi ASI dengan satu atau lebih bayi yang tidak diberi ASI, tetapi
mirip dalam semua hal lainnya. Uji skor dalam membaca, menulis dan matematika
untuk anak-anak di usia lima, tujuh, 11 dan 14 menunjukkan perbedaan yang
signifikan secara statistik antara mereka yang telah diberi ASI dibandingkan
dengan mereka yang tidak diberi ASI. Penelitian ini dipublikasikan dalam sebuah
paper yang sedang dikerjakan berjudul “Pengaruh Menyusui pada Perkembangan
Kognitif Anak “.
Menyusui berpeluang lebih
besar dipraktekkan oleh ibu yang berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi
dengan IQ yang tinggi pula. Para peneliti sedang melihat apakah hubungan antara
menyusui dan perkembangan otak anak disebabkan oleh faktor menyusui saja, atau
ada pengaruh tambahan lain, yaitu ibu yang menyusui cenderung memiliki
anak-anak yang memang lebih sukses.
Para peneliti menggunakan banyak
data dari Avon Longitudinal Study of Parents and Children, yang meliputi 12.000
anak yang lahir di awal 1990-an di daerah Bristol. Bayi dipasangkan pada
sejumlah besar karakteristik, termasuk: jenis kelamin, usia kehamilan, berat
lahir, usia ibu mereka dan status perkawinan, status pekerjaan orang tua dan
pendidikan, serta lingkungan rumah mereka. Bahkan, peneliti juga melihat sikap
dan kelakuan orang tua di masa menyusui dan sebelum kelahiran.
Penulis paper Dr Almudena
Sevilla-Sanz,dari Department of Economics and the Center for Time Use
Research di Universitas Oxford, mengatakan: "Membandingkan nilai tes dari
kelompok anak-anak cocok dalam hal ini, di mana kami secara efektif
memperkirakan efek menyusui pada bayi. Kami menemukan bahwa menyusui memang
memiliki efek kausal pada daya kognitif anak. Perbedaan terlihat signifikan
secara statistik pada nilai bahasa inggris, matematika dan ilmu pengetahuan.
Hasil ini bahkan tetap terlihat hingga ke sekolah menengah. Memang, ada
beberapa bukti yang menunjukkan bahwa efek ini cenderung tumbuh dari waktu ke
waktu.
Stress Saat Hamil Ikut Pengaruhi Janin
Kehamilan seharusnya menjadi
saat-saat yang paling membahagiakan bagi seorang Ibu. Namun terkadang, sebagai
seorang calon Ibu (apalagi karena baru pertama kali menghadapi kehamilan) ada
saja rasa kekhawatiran yang berlebihan sehubungan dengan semakin dekatnya
proses kelahiran. Sekitar 10-20% wanita berusaha untuk melawan gejala depresi
dan seperempat sampai setengahnya terkena depresi yang berat. Pada suatu studi
terhadap 360 ibu hamil, maka 10% dari mereka mengalami depresi saat kehamilan
dan hanya 6,8% yang mengalami depresi pasca kehamilan.
Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil dan hal ini bukan sesuatu yang istimewa. Penyakit ini selalu melanda mereka yang sedang hamil, tetapi sering dari mereka tidak pernah menyadari depresi ini karena mereka menganggap kejadian ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada Ibu hamil, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi bayi yang dikandung Ibu.
Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil dan hal ini bukan sesuatu yang istimewa. Penyakit ini selalu melanda mereka yang sedang hamil, tetapi sering dari mereka tidak pernah menyadari depresi ini karena mereka menganggap kejadian ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada Ibu hamil, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi bayi yang dikandung Ibu.
Apa penyebab munculnya
depresi?
Depresi selama kehamilan merupakan
gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi yang terjadi pada orang
awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi
pada otak.
Depresi juga dapat dikarenakan
adanya perubahan hormon yang berdampak mempengaruhi mood Ibu sehingga Ibu
merasa kesal, jenuh atau sedih. Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi
menjelang proses kelahiran juga mempengaruhi Ibu karena letih dan kulit muka
menjadi kusam.
Selain itu, adanya kekhawatiran akan kandungan, sering muntah pada awal trimester pertama, dan masalah-masalah lain juga dapat menyebabkab Ibu depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan bayinya dan ini akan membuat Ibu merasa tertekan.
Ibu yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut ini selama kurang lebih 2 minggu, seperti:
Selain itu, adanya kekhawatiran akan kandungan, sering muntah pada awal trimester pertama, dan masalah-masalah lain juga dapat menyebabkab Ibu depresi. Ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan bayinya dan ini akan membuat Ibu merasa tertekan.
Ibu yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut ini selama kurang lebih 2 minggu, seperti:
1. Adanya
perasaan sedih
2. Kesulitan
dalam berkonsentrasi
3. Tidur yang
terlalu lama atau sedikit
4. Hilangnya
minat dalam melakukan aktivitas yang biasa digemari
5. Putus asa,
cemas
6. Timbul
perasaan tidak berharga dan bersalah
7. Adanya
perubahan dalam kebiasaan makan
Apa dampaknya?
Menurut hasil studi di Amerika
Serikat, perempuan yang mengalami depresi selama awal kehamilan lebih mungkin
untuk menghadapi kelahiran sebelum masanya.
Depresi yang tidak ditangani sedini mungkin, akan memiliki dampak buruk bagi Ibu dan bayi yang dikandungnya. Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi di kandungan, yaitu:
a. Timbulnya gangguan pada janin yang masih di dalam kandungan
Depresi yang tidak ditangani sedini mungkin, akan memiliki dampak buruk bagi Ibu dan bayi yang dikandungnya. Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi di kandungan, yaitu:
a. Timbulnya gangguan pada janin yang masih di dalam kandungan
b. Munculnya gangguan kesehatan
pada mental anak nantinya.
Menurut Tiffani Field, Ph. D dari Universitas of Miami Medical School, berdasarkan penelitian yang sudah ia lakukan selama 20 tahun, dia menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur.
Yang berbahaya bila gejala depresi
pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang
tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, berta badan kurang, dan tidak
responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi,
anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka
mengalami masalah tingkah laku, seperti agresif dan mudah stres.
Bagaimana cara menanganinya?
Ibu yang mengalami depresi harus
mendapatkan pertolongan para profesional. Karena saat ini mereka adalah tempat
yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang
terbaik untuk ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.Ada beberapa cara dalam
melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan anda seperti dengan
metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan
berkala atau dengan obat-obatan. Jika gejala depresi yang ditunjukkan sangat
berat maka dokter kandungan mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk
mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang mengandung. Jika karena
sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan dokter
atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk bertukar
pendapat.
Selain itu, harus disadari bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan. Jangan pernah untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi yang dirasakan. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini.
Peran ayah terhadap Ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu hamil harus mendapat dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti memberi ketenangan pada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekedar memberi pijitan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi.
Selain itu, harus disadari bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan. Jangan pernah untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi yang dirasakan. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini.
Peran ayah terhadap Ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu hamil harus mendapat dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti memberi ketenangan pada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekedar memberi pijitan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi.
Referensi:
http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg70763.html
http://erabaru.net/kehidupan/54-keluarga/24236-anak-asi-lebih-pintar-di-sekolah
http://www.muslimdaily.net/wanita/5366/stress-saat-hamil-ikut-pengaruhi-janin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar